Kenyataan Lain
Sudah berapa kali hati ini bertanya? Aku tak tahu pasti.
Sekarang, segala macam harapan itu musnah. Hampir saja aku dibutakan lagi. Tapi Allah masih menghindarkanku dari hal buruk itu. Bagaimana rasanya? Aku senang.. Alhamdulillah :)
Sudah cukup menjawab semua harapan - harapan liar itu. Sudah terlalu jauh aku tahu satu kebenaran itu. Ternyata waktu sendiri yang memberi tahu.
Aku tak pernah menyesal sedikitpun. Aku senang, nyaman dengan hidupku yang sekarang. Aku bangga menjadi diriku yang sekarang. Tak perlu memikirkan hal - hal bodoh yang mereka sebut itu cinta. Aku merasa tak percaya lagi apa itu cinta. Cinta hanya membuatku sakit, membuatku menangis, membuatku mati.
Tak perlu ambil pusing. Masa depan adalah sebuah prioritas. Untuk apa memikirkan oranglain yang belum tentu memikirkanmu. Realistis itu perlu kan? Yang sekarang harus kau pikirkan adalah tanggung jawabmu sendiri atas hidupmu.
Aku sempat mati karena cinta, namun aku hidup kembali. Bukan, bukan mati yang seperti itu. Aku berbicara hati. Hatiku beku waktu itu. Hangat memang mengelilingiku. Tapi siapa yang tahu, satu titik disana beku, keras dan ternyata melukai diriku sendiri. Sempat aku tak sadar diri. Sempat aku terlena oleh kebekuan yang kubuat sendiri. Tapi Allah masih membantuku, membantuku membuat keputusan penting dalam hidupku. Dan inilah aku yang sekarang, merasa hidup kembali. Akhirnya aku keluar dari sangkar. Terbang bebas, hinggap kesana kemari terserah dahan mana yang ingin kutuju, pohon mana untukku menetap. Aku yakin, ada waktunya untuk menetap lebih lama atau bahkan selamanya. Masih menjadi misteri ilahi.
Mereka adalah pelajaran penting untuk hidupku. Mereka adalah peringatan nyata untukku lebih berhati - hati mengarungi samudera dunia. Masihkah ada peringatan lain? Tentu ada. Ahh biarlah sungai yang membawanya. Biarlah arus mengikuti kelokannya. Biarlah batu - batu kecil tetap menghantam. Aku yakin masih bisa bertahan.
Aku bisa menghadapinya. Aku berani menghadapinya. Aku takkan lari darinya. Lalu, semua baik - baik saja.
Sekarang, segala macam harapan itu musnah. Hampir saja aku dibutakan lagi. Tapi Allah masih menghindarkanku dari hal buruk itu. Bagaimana rasanya? Aku senang.. Alhamdulillah :)
Sudah cukup menjawab semua harapan - harapan liar itu. Sudah terlalu jauh aku tahu satu kebenaran itu. Ternyata waktu sendiri yang memberi tahu.
Aku tak pernah menyesal sedikitpun. Aku senang, nyaman dengan hidupku yang sekarang. Aku bangga menjadi diriku yang sekarang. Tak perlu memikirkan hal - hal bodoh yang mereka sebut itu cinta. Aku merasa tak percaya lagi apa itu cinta. Cinta hanya membuatku sakit, membuatku menangis, membuatku mati.
Tak perlu ambil pusing. Masa depan adalah sebuah prioritas. Untuk apa memikirkan oranglain yang belum tentu memikirkanmu. Realistis itu perlu kan? Yang sekarang harus kau pikirkan adalah tanggung jawabmu sendiri atas hidupmu.
Aku sempat mati karena cinta, namun aku hidup kembali. Bukan, bukan mati yang seperti itu. Aku berbicara hati. Hatiku beku waktu itu. Hangat memang mengelilingiku. Tapi siapa yang tahu, satu titik disana beku, keras dan ternyata melukai diriku sendiri. Sempat aku tak sadar diri. Sempat aku terlena oleh kebekuan yang kubuat sendiri. Tapi Allah masih membantuku, membantuku membuat keputusan penting dalam hidupku. Dan inilah aku yang sekarang, merasa hidup kembali. Akhirnya aku keluar dari sangkar. Terbang bebas, hinggap kesana kemari terserah dahan mana yang ingin kutuju, pohon mana untukku menetap. Aku yakin, ada waktunya untuk menetap lebih lama atau bahkan selamanya. Masih menjadi misteri ilahi.
Mereka adalah pelajaran penting untuk hidupku. Mereka adalah peringatan nyata untukku lebih berhati - hati mengarungi samudera dunia. Masihkah ada peringatan lain? Tentu ada. Ahh biarlah sungai yang membawanya. Biarlah arus mengikuti kelokannya. Biarlah batu - batu kecil tetap menghantam. Aku yakin masih bisa bertahan.
Aku bisa menghadapinya. Aku berani menghadapinya. Aku takkan lari darinya. Lalu, semua baik - baik saja.
Komentar
Posting Komentar