Rindu dan Senja

     Tidak ada yang lebih kurindukan selain panggung itu. Panggung dengan segala bentuk pohon, kursi, meja, tanah, atau bangunan kertas.. Tidak cukup bagiku panggung-panggung sandiwara ini. Terlalu menyakitkan untuk dihadapi dan dirasakan. Seperti halnya manusia yang selalu merasa tidak puas, aku hanya lelah dengan kenyataan. Tapi aku tetap bersyukur dengan kehidupanku, karena diatas kehidupan aku bisa membuat kehidupan didalam imajinasiku. 

     Imajinasi.

     Aku sadar kau hanya imajinasiku. Kau yang kusebut Senja. Ya, itu yang cocok untukmu. Bagiku Senja selalu menyenangkan. Bagaimanapun mendung, hujan, petir, panas membayangimu, kau tetap Senja yang menyenangkan dalam imajinasiku. Itu imajinasi pendek, hanya berkisah Senja dengan keindahan kecilnya dalam beberapa waktu saja. 

     Ini tidak nyata. Berkali-kali aku meyakinkan diriku, tapi kau tetap Senja di imajinasi liarku. Berkali-kali aku berontak tentangmu, tapi Senja tetap menyenangkan. Berkali-kali akal sehatku berkata Senja adalah ilusi. Tapi aku terus membiarkan ilusi itu tetap disana, menjaga perasaanku. Tak tau sampai kapan Senja bertahan. Aku berniat untuk tidak membiarkannya pergi, sekalipun Senja hanya ilusi. Tapi aku juga tidak akan membiarkannya lebih menyenangkan lagi, karena menyenangkan yang ini sudah cukup. Aku tidak mengharapkan keindahan yang lebih darimu, Senja. Aku juga tak ingin kau tau bahwa selama ini ilusi itu bersarang liar disana, karena aku tau akan tergores pisau kecil disana.

     Sekarang aku tergores. Kau menorehkan goresan itu, dan kau tetap saja indah. 
Aku hanya butuh sedikit penutup luka.  Penutup luka itu bukan kau, Senja. Dia adalah ilusi lain, tapi tidak  indah sepertimu, tidak juga semenyenangkan kamu, tapi dia begitu dingin dan menenangkan. Aku hanya membutuhkannya dalam sementara sampai aku menyadari kau tetap Senja yang indah dan menyenangkan. Dia adalah rinduku yang kusebut di alenia paling pertama. Dan lagi, hanya sebatas Rindu.

     Senja, kau tak perlu melakukan apa-apa. Tetaplah menjadi Senja yang indah dan menyenangkan, dalam ilusiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu dan Utuh

Apa ini ya haha

Dilla Berbeda dengan Aku, Ayah dan Semua Orang