Selamat Malam
Tidak henti-hentinya ia mengucapkan selamat malam, untuk kesekian malam. Malam ini waktu sudah menunjukkan pukul 11.40 hampir tengah malam. Rasanya tidak ada yang berbeda dari kemarin, masih sama, ia mengucapkan dua kata itu. Pertanda hari ini berakhir setelah ucapan selamat malam darinya. Bukan suatu hal buruk, karena aku menyukai kalimat penutup itu, bukan sebagai penutup tapi penyambung esok hari. Sisa-sisa lelah hari ini masih terasa sampai kepalaku, seolah memelintir otot lalu meregangnya kembali. Aku hanya berbaring menatap langit-langit kamar, satu rutinitas malamku yang tidak bisa kutinggalkan. Mengingat hal apa saja yang sudah kulakukan hari ini, bukan hal yang bagus karena semuanya tidak berjalan sebagaimana rencana yang sudah kususun rapi. Tidak hancur, hanya tidak sesuai rencana dan acak. Kepalaku semakin terasa sakit, entah sakitnya dibagian mana tapi pikiranku ikut terpelintir. Mencoba memejamkan mata, namun sakit itu semakin kentara rasanya. Aku membuka mataku dengan...