Rabu

Hai Rabu :)
Bagaimana senyummu hari ini? Ah, aku tahu jawabannya pasti "Masih sama saja, biasa". Iya aku sudah hafal kalimat itu. Setiap hari hanya itu jawabanmu. Kali ini aku mau bercerita lagi, boleh kan? Kalau kau diam saja itu artinya boleh.

Tepat seminggu yang lalu, hari rabu adalah hari terakhir Ujian Nasional. Harusnya aku merasa lega karena setidaknya bebanku berkurang sedikit. Tapi ternyata tidak. Rasanya benci, sedih, takut, dan cinta. Kata terakhir itu sebaiknya abaikan saja. Ada ataupun tidak ada kata itu, semuanya tidak akan kembali. Hari rabu sekarang ini rasanya belum berubah, masih sama. Aku mengerti segala ucapanmu, tapi ternyata hatiku tidak mau mengerti. Mungkin hanya menunggu waktu sampai hatiku bisa mengerti tapi entah sampai kapan. Jangan khawatir, aku akan berusaha semampuku. Aku tak pernah menyesal dengan keputusanmu. Kecewa atau marahpun tidak, karena aku memang tak berhak untuk itu.

Kita tetap teman kan? Apa karena hal itu kamu memilih jauh dariku? Ah iya, aku mengerti. Kamu masih butuh waktu untuk lupa bahwa sempat ada rasa itu. Ya.. aku tahu aku tahu aku tahu.

Hei, di sini hujan lebat. Tak banyak hal yang menarik tentang hujan, tapi itu cukup membuatku berpikir keras. Bagaimana hujanmu disana? Apakah lebat? Apakah ada kilat atau petir? Apakah hujan membuatmu kedinginan? Apakah hujan membuatmu takut? Iya, aku tahu itu hanya hujan dan tidak berarti apa - apa. Tak ada kenangan apapun. Aku hanya mencoba menepis semua yang ada dalam pikiran liarku. Tidak berarti apa - apa, sungguh.

Ceritaku semakin tak berarah. Mungkin akan sulit untukmu memahami. Kurasa kau tak perlu paham. Dengan waktu sesingkat itu, rasanya semua sudah cukup. Biar saja rasa ini tumbuh sembunyi - sembunyi. Aku tak mau mencegahnya, walaupun tanpa adanya pupuk rasa ini tak akan pernah tumbuh subur. Biar saja ia tetap menghiasi ruang ini, walaupun tak akan pernah ada bunga. Itu saja cukup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu dan Utuh

Apa ini ya haha

Dilla Berbeda dengan Aku, Ayah dan Semua Orang